Kata-kata pensil kepada kertas
I
I
Biarlah kasihku tak berbalas
akan terus aku bicarakan padamu selagi mampu
tentang betapa indahnya kita, andai bersama
Tahukah, cinta kita kan merentas zaman
menjadi cinta para ulama, dan rindu para ilmuan
mulianya cinta kita menjadi kata-kata Tuhan
Kitalah yang melembutkan nurani insan
dan yang membasahkan matanya
kita jugalah yang membakar jiwa laskar
hingga tertembus rindunya pada surga
Kasihku yang putih, dakaplah aku dalam ribamu
biarlah kumesrai setiap helaianmu
dalam damai kasihku
Pun diammu tak menyahut
pasti tetap, dunia kukabarkan
cinta ini tak mungkin kulepaskan.
II
Tanya kertas malu,
"Pernahkah kau berdusta padaku?"
Tangan yang menulis kaku, sedang mata pensil memandangku
tajam, meminta jawapan.
Ah!
No comments:
Post a Comment