Dia-
menikmati angin
semi (mungkin) buat kali terakhir,
bersama tangan yang
dipaut kemas dan
bersandar pada bahu
kekasihnya,
lalu tertidur dengan gusar.
di alam mimpi dia
mengadu pada roh penjaganya
bersendu- sendu,
"Genggam tangan kekasihku, sila jangan lepaskan dia pergi."
Derap pemuda menuju
laungan perang pemerintah,
rapat- rapat dia ikuti,
bersama sarung pedang
yang dikunci dengan
rasa rindu.Jurnal Coklat Lusuh,
2 November 2008.
No comments:
Post a Comment